Assalaamu'alaikum
Wr. Wb.
Dalam
diri setiap orang, pasti ada kelebihan yang bisa dimaksimalkan.
Namun, semua kembali pada diri masing-masing untuk bisa memaksimalkan
kelebihan itu atau tidak. Kisah Houtman Zainal Arifin menjadi bukti
nyata, bahwa karier seseorang bisa diubah!
Ada
satu kisah yang sangat inspiratif yang sudah banyak tersebar di
berbagai media. Kisah tersebut adalah kisah nyata dari seorang
bernama Houtman
Zainal Arifin.
Beliau adalah seorang mantan pedagang asongan, anak jalanan, Office
Boy (OB), yang dengan tekad kuat, akhirnya berhasil menjadi orang
nomor satu di Citibank Indonesia*.
Sekitar
tahun 60-an Houtman memulai kariernya sebagai perantau, berangkat
dari desa ke jalanan Ibukota. Di Jakarta Houtman harus menerima
kenyataan bahwa kehidupan di Jakarta ternyata sangat keras dan tidak
mudah. Dengan bekal hanya gelar lulusan SMA, pekerjaan tidak mudah
diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan profesi sebagai
pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke
lampu merah menjajakan dagangannya.
Tetapi
kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan
impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan,
dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan
Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapi, keren, dan
berdasi. Houtman pun ingin seperti mereka.
Houtman
lantas melamar kerja di gedung-gedung pencakar langit di Jakarta.
Sampai suatu saat, ia mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan
yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City
Bank (Citibank), sebuah bank bonafid dari Amerika Serikat. Houtman
pun diterima bekerja sebagai seorang OB. Sebuah jabatan paling dasar,
paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama
membersihkan ruangan kantor, WC, ruang kerja dan ruangan lainnya.
Saat itulah, Houtman mulai menancapkan "impian" yang nyaris
tak mungkin. Tapi, ia telah bertekad kuat, untuk mengubah nasib. Dan,
inilah yang dilakukannya...
•
Tidak
ragu untuk belajar hal baru
Sebagai
OB, Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik.
Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore
saat seluruh pekerjaan telah usai, Houtman berusaha menambah
pengetahuan dengan bertanya-tanya kepada para pegawai. Dia bertanya
mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat
bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan
dahinya.
•
Tidak
banyak perhitungan
Hampir
semua pekerjaan-termasuk yang bukan tugas aslinya-dilakukan dengan
senang hati dan sukarela. "Hadiah" yang didapat adalah ia
mendapat ilmu baru dari staf yang dibantunya. Houtman sedikit demi
sedikit familiar dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank
Garansi, Transfer, Kliring, dll.
•
Buktikan
prestasi pada diri sendiri, bukan orang lain
Tidak
sekali dua kali ia dilecehkan dengan kesukaannya bertanya tentang
banyak hal baru yang tak dimengertinya. Bahkan sesama OB sering
menyindirnya dengan kata-kata: "Kalau masuk dari OB, ya keluar
nanti tetap jadi OB." Namun, ia terus bertekad untuk mau belajar
dan memperbaiki nasib. Houtman berpikir, ia sendirilah yang bisa
mengubah nasibnya. Maka, ia bekerja keras untuk meraih yang terbaik
pada profesi apa pun yang dijalankan.
•
Beranilah
untuk belajar dan bertanya
Suatu
saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi
dokumen (saat ini dikenal dengan mesin photo
copy).
Ketika itu mesin foto kopi sangat langka. Setiap selesai pekerjaan
setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan
minta kepada petugas foto kopi untuk mengajarinya. Pada suatu hari,
petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman
yang bisa menggantikannya. Sejak saat itu, Houtman resmi naik jabatan
dari OB sebagai "Tukang Foto Kopi".
•
Bekerja
bukan untuk mengejar gaji
Sebagai
tukang foto kopi, ia punya akses untuk melihat dan mempelajari banyak
dokumen. Hingga, akhirnya, ia menawarkan bantuannya secara sukarela
untuk membantu membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen
lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam
kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman
membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas
tersebut Houtman tidak sekedar mengecap, tapi dia membaca dan
mempelajari dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit
memahami berbagai istilah dan teknis perbankan.
•
Bekerja
dengan sepenuh hati
Houtman
cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu
mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk
membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff
pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat
pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena
prestasi dan kompetensi yang dimilikinya. Dan, sejak saat itulah,
pelan tapi pasti, ia terus belajar dan bekerja keras dengan sepenuh
hati hingga ia berhasil menorehkan sejarah menjadi orang nomor satu
di Citibank Indonesia, meski hanya lulusan SMA.
Inilah
gambaran nyata, betapa kualitas dalam diri seseoranglah yang mampu
mengubah nasib dan karier. Mari, maksimalkan kualitas diri dengan
bekerja maksimal dan mau selalu belajar, maka kita bisa jadi "nomor
satu" dimana pun kita berada.
Sumber
: http://www.andriewongso.com
Semoga
bermanfaat!
No comments:
Post a Comment