Friday, December 12, 2014

Maka Nikmat Tuhan Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan

"Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan" (qs.ar-rahman)

Kisah mengharukan tentang kehidupan seorang tukang sampah di Jakarta ini diceritakan oleh seorang kaskuser yang merupakan pegawai kantor di daerah sana. Sang tukang sampah tidak banyak bicara, namun perilaku beliau sungguh menusuk hati kita semua. Derajat moralnya jauh lebih tinggi daripada moral tokoh-tokoh politik negeri ini yang terlibat kasus korupsi. Mari kita simak kisah nyata singkat tentang seorang Tukang Sampah ini.

Barusan ane istirahat makan di kantor ane, kebetulan kantor ane di daerah yang lumayan 'minus' sih gan.. kalo agan-agan yang ada di Jakarta mungkin tau daerah Stasiun Kota kaya gimana. Banyak pengemis, gelandangan dan orang-orang yang tingkat kehidupannya (maaf) dibawah
kesejahteraan.

Sebelum nyari makan, ane beli rokok dulu gan biar tar abis makan ga bingung nyari rokok.. Ane nyalain satu batang.. Sambil nge-rokok ane jalan buat nyari tempat yang enak buat duduk dan makan. sampe akhirnya ane nemu sebuah tempat yang menurut ane enak dan teduh,ane celingukan soalnya
semua tempat duduk uda dipake orang-orang. Di sela-sela celingukan ane, seorang bapak tua bilang ke ane:

Friday, July 4, 2014

Tamu Yang Sangat Luar Biasa (SLB)

Siang ini seperti biasa saya berada di kantor. Sedikit bercerita, saya adalah Staff Magang di Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga. Masih sama dengan hari lain, tugas kami disini salah satunya adalah menerima tamu.

Tepat pukul 11 siang, pintu kantor diketuk. Saya dan Staff lain mempersilahkan tamu ini untuk masuk dan duduk. Sebelum sempat kami selesai mempersilahkan duduk, si tamu bertanya, "Pak, Bu, ini bener kampus C Unair Mulyorejo?". Dengan ramah kami meng-iyakan. Namun sekali lagi beliau bertanya pertanyaan serupa, dengan heran kami kembali meng-iyakan. Namun terkejutnya kami ketika si tamu berteriak girang, "horeeee!! saya lulus!!!".

Lalu si tamu bercerita bahwa dia adalah siswa SLB, usianya 34 tahun namun kemampuan otaknya setara dengan anak usia 13 tahun. Namanya Aput, dia dari Wonosari, Yogyakarta. Tujuannya kesini adalah untuk ujian.

Awalnya kami heran. Namun ternyata